Kamis, 03 Juli 2014

ASPEK ASPEK AJSRAN IDLSM


BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Alquran dan Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.
Namun pada kenyataannya, masih banyak orang yang keliru dalam menjalankan ajaran agama yang kita cinta ini. Sebagai contoh, terkadang ada seseorang yang memerintahkan kepada orang lain untuk melakukan ibadah tapi dia sendiri tidak dapat melaksanakannya. Hal ini dapat mengakibatkan buruknya generasi-generasi penerus agama Islam karena menganggap bahwa Islam itu bisa dijalankan dengan seadanya saja tanpa mempelajari terlebih dahulu. Kemudian persoalan lain dalam Islam, kita juga terkadang salah dalam mejalankan agama Islam yang sesungguhnya, misalnya ada sekelompok orang yang langsung memperaktikkan atau dengan kata lain melakukan dakwah ditengah-tengah masyarakat tanpa membenahi diri atau belajar terlebih dahulu.
Untuk menjalankan agama Islam ini dengan baik, maka kita harus memperhatikan tiga aspek-aspek yang saling berkesinambungan dan tidak bisa dipisahkan diantaranya.


Rumusan masalah
Apakah yang dimaksud aspek-aspek ajaran Islam?
Bagaiman hubungan aspek-aspek Islam dari yang satu ke yang lain?

















BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Aspek-Aspek Ajaran Islam
Aspek dari segi bahasa biasa disebut sebagai “segi” atau pemandangan” dan secara umum kita hanya pakai “aspek” saja. Sedangkan pengertian Islam ada dua sisi yang dapat kita gunakan untuk memahami pengertian agama Islam, yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang Islam ini dapat dijelaskan bahwa dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata salima yang mengandung arti selamat, sentosa dan damai. Dan kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk dalam kedamaian.
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat sentosa dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk, patuh dan taat.
Dari pengertian itu, kata Islam dekat arti kata agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan dan kebiasaan.
Di dalam Agama Islam ada tiga aspek atau tiga bagian terpenting, yang terkait antara satu sama lain. Baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara tersurat maupun yang tersirat.Secara sadar maupun tidak sadar.Yaitu ajaran akidah, syariat dan akhlak.Siapa yang ingin beragama Islam atau siapa saja yang ingin melaksanakan ajaran Islam di dalam kehidupan, wajib mempelajari ketiga-tiga aspek atau bagian yang ada di dalam ajaran Islam ini. Wajib dipelajari ilmunya, diyakini, dihayati dan juga diamalkan.
Kalau satu aspek saja kita terima dan pelajari tetapi meninggalkan aspek-aspek yang lain, ia sangat cacat dan timpang. Katakanlah kita pelajari akidahnya saja serta diyakini dengan meninggalkan aspek-aspek yang lain, seolah-olah Islam itu agama yang tidak mempunyai peraturan dan peranan. Kalau syariatnya saja yang kita terima dan menolak pula aspek-aspek yang lain, Islam itu sudah seolah-olah Islam seperti ajaran ideologi. Manakala kalau akhlaknya saja diterima dengan meninggalkan aspek-aspek yang dua lagi, seolah-olah Islam itu hanya ajaran etika di dalam pergaulan atau etika kerja.
Pada kesempatan ini kita akan membahas mengenai Aqidah, syariah dan akhlak.
Aqidah
Pengertian Aqidah
Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu (الْعَقْدُ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (التَّوْثِيْقُ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu(اْلإِحْكَامُ) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (الرَّبْطُ بِقُوَّةٍ) yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah (terminologi): 'akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat - malaikat-Nya, Rasul – rasul - Nya, Kitab – kitab -Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip Agama (Ushuluddin), perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang menjadi ijma' (konsensus) dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i (pasti), baik secara ilmiah maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta ijma' Salaf as-Shalih. Akidah yaitu iman kepada Allah, para MalaikatNya, Kitab-kitabNya, para RasulNya dan kepada Hari Akhir serta kepada qadar yang baik maupun yang buruk.Hal ini disebut juga sebagai rukun iman.
Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, 5:15-16) yang berbunyi:
(((((((((( ((((((((((( (((( (((((((((( (((((((((( ((((((((( (((((( (((((((( (((((( ((((((( ((((((((( (((( ((((((((((( ((((((((((( ((( ((((((( ( (((( ((((((((( ((((( (((( ((((( ((((((((( ((((((( ((((   ((((((( (((( (((( (((( (((((((( (((((((((((( (((((( (((((((((( ((((((((((((( ((((( (((((((((((( ((((( (((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((( ((((((( ((((((((((( ((((  
Artinya:
Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya.Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan.Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
Dalam surat Al-Haj juga diterangkan bahwa dengan Al-qur’anlah mereka dapat menyakini bahwa Allah adalah pemberi petunjuk bagi seluruh umatnya didalam dunia ini.
(((((((((((( ((((((((( (((((((( (((((((((( (((((( (((((((( ((( ((((((( ((((((((((((( ((((( (((((((((( ((((( ((((((((((( ( (((((( (((( ((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((( ((((((( ((((((((((( ((((  

Artinya:
Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya Al Quran Itulah yang hak dari Tuhan-mu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan Sesungguhnya Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.(Al-Haj:22:54)
Pembenahan aqidah merupakan asas dasar Dinul Islam.Tidaklah berlebihan sebab syahadat Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasulullah merupakan rukun Islam yang pertama.Dan para rasul pertama kali menyeru kaumnya untuk membenahi akidah mereka.Sebab aqidah merupakan dasar pondasi seluruh amal ibadah dan perbuatan yang dilakukan.Tanpa pembenahan aqidah amal menjadi tiada berguna.Allah Swt berfirman.
((((((( ((((( (((( ((((((( ((((( ((( (((((((( (((( (((((((((( ( (((((( ((((((((((( (((((((( ((((((( ((( (((((((( ((((((((((( ((((  
Artinya:
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya di antara hamba-hambaNya.seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang Telah mereka kerjakan. (Al-An’am:88)
Kedudukan Aqidah dalam Islam
Dalam ajaran Islam, aqidah memiliki kedudukan yang sangat penting. Ibarat suatu bangunan, aqidah adalah pondasinya, sedangkan ajaran Islam yang lain, seperti ibadah dan akhlaq, adalah sesuatu yang dibangun di atasnya. Rumah yang dibangun tanpa pondasi adalah suatu bangunan yang sangat rapuh. Tidak usah ada gempa bumi atau badai, bahkan untuk sekedar menahan atau menanggung beban atap saja, bangunan tersebut akan runtuh dan hancur berantakan.
Maka, aqidah yang benar merupakan landasan (asas) bagi tegak agama (din) dan diterimanya suatu amal. Allah swt berfirman:
(((( (((((((( (((((( (((((( ((((((((((( ((((((( (((((( (((((((( ((((((((((( ((((((( ((((((( ( ((((( ((((( ((((((((( (((((((( (((((((( (((((((((((( (((((( (((((((( (((( (((((((( ((((((((((( ((((((((( ((((((( (((((  
Artinya:
 “Maka barangsiapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya (di akhirat), maka hendaklah ia beramal shalih dan tidak menyekutukan seorang pun dalam beribadah kepada Tuhannya.” (Q.S. al-Kahfi: 110)
Allah swt juga berfirman:
(((((((( ((((((( (((((((( ((((((( ((((((((( ((( (((((((( (((((( (((((((((( (((((((((((( (((((((( ((((((((((((( (((( (((((((((((((( ((((  
Artinya:
“Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu, bahwa jika engkau betul-betul melakukan kesyirikan, maka sungguh amalmu akan hancur, dan kamu benar-benar akan termasuk orang-orang yang merugi.” (Q.S. Az-Zumar: 65)
Mengingat pentingnya kedudukan aqidah di atas, maka para Nabi dan Rasul mendahulukan dakwah dan pengajaran Islam dari aspek aqidah, sebelum aspek yang lainnya. Rasulullah saw berdakwah dan mengajarkan Islam pertama kali di kota Makkah dengan menanamkan nilai-nilai aqidah atau keimanan, dalam rentang waktu yang cukup panjang, yaitu selama kurang lebih tiga belas tahun. Dalam rentang waktu tersebut, kaum muslimin yang merupakan minoritas di Makkah mendapatkan ujian keimanan yang sangat berat.Ujian berat itu kemudian terbukti menjadikan keimanan mereka sangat kuat, sehingga menjadi basis atau landasan yang kokoh bagi perjalanan perjuangan Islam selanjutnya.Sedangkan pengajaran dan penegakan hukum-hukum syariat dilakukan di Madinah, dalam rentang waktu yang lebih singkat, yaitu kurang lebih selama sepuluh tahun.Hal ini menjadi pelajaran bagi kita mengenai betapa penting dan teramat pokoknya aqidah atau keimanan dalam ajaran Islam.
Syariah
Pengertian Syariah
Secara bahasa syariat berasal dari kata syara’ yang berarti menjelaskan dan menyatakan sesuatu atau dari kata Asy-Syir dan Asy Syari’atu yang berarti suatu tempat yang dapat menghubungkan sesuatu untuk sampai pada sumber air yang tak ada habis-habisnya sehingga orang membutuhkannya tidak lagi butuh alat untuk mengambilnya. Menurut istilah, syariah berarti aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Syariah mengatur hidup manusia sebagai individu, yaitu hamba Allah yang harus taat, tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan, ketundukkan, dan kepatuhan kepada Allah dibuktikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah yang tata caranya diatur sedemikian rupa oleh syariah Islam. Syariah Islam mengatur pula tata hubungan antara seseorang dengan dirinya sendiri untuk mewujudkan sosok individu yang saleh.
Ruang Lingkup Syariah
Ruang Lingkup Syariah Mencakup peraturan-peraturan berikut: yaitu peraturan-peraturan yang mengatur, hubungan langsung dengan Allah SWT (ritual) yang terdiri dari:
Ibadah   yaitu peraturan-peraturan yang mengatur, hubungan langsung dengan Allah SWT (ritual) yang terdiri dari    Rukun islam dan Ibadah yang berhubungan dengan rukun islam.
Muamalah yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dalam hubungan berkeluarga (nikah, dan yang berhubungan dengannya).
Munakahat yaitu pengaturan yang menyangkut pidana.
Jinayat yaitu yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan politik.
Siyasah yaitu mengatur sikap hidup pribadi.
Akhlak yaitu peaturan peraturan lainnya.
Sumber-sumber Syariah
Al-Qur’an Al-Qur’an adalah kumpulan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yang dihimpun dalam sebuah kita suci yang menjadi pegangan bagi manusia.
As-Sunnah / Al-Hadits
Sunnah adalah sumber hukum islam (pedoman  hidup kaum muslimin yang kedua setelah Al-Qur’an).


Akhlak
Pengertian akhlak
Akhlak secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. Akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat. Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.
Dalam Encyclopedia Brittanica, akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.
Sumber akhlak
Yang dimaksud dengan sumber akhlak atau yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela.
Dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik atau buruk, terpuji atau tercela semata-mata karena syara’ (Al-Quran dan Sunnah) menilainya demikian.
Apakah Islam menafikan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menyimpulkan baik dan buruk.
Hati nurani atau fitrah dalam bahasa al-Qur’an memang menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah Swt. Memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya.
Demikian juga halnya dengan akal pikiran. Ia hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan dan keburukan.
Demikianlah bentang hati nurani dan akal pikiran. Bagaimana dengan pandangan masyarakat? Pandangan masyarakat juga bisa dijadikan ukuran baik dan buruk, tetapi sangat relatif, tergantung sejauh mana kesucian hati nurani masyarakat dan kebersihan pikiran mereka dapat terjaga.
Ruang Lingkup Akhlak
Muhammad Abdullah dias dalam bukunya dhuztur al ahlak fial-Islam membagi ruang lingkup akhlak menjadi lima bagian.
Akhlak Pribadi (al-Fardiyah) terdiri dari kewajiban timbal balik orang tua dan akhlak, kewajiban suami istri dan kewajiban terhadap kerabat.
Akhlak bermasyarakat: terdiri dari yang dilarang, yang diperintahkan dan keadaan-keadaan adab.
Akhlak bernegara: Terdiri dari berhubung antara pemimpin dan rakyat, hubungan luar negeri.
Kedudukan dan Keistimewaan Akhlak dalam Islam
Dalam keseluruhan ajaran Islam akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting. Hal itu dapat dilihat dalam beberapa nomor berikut.
Rasulullah SAW menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai risalah pokok Islam.
Akhlak merupakan salah satu ajaran pokok agama Islam.
Fungsi Akhlak Pakaian & Pergaulan dalam Islam
Sebagai seorang muslim kita wajib menutup aurat kapan pun dimanapun kita berada. Jika kita hendak bepergian sebagai seorang muslimah tidak sepantasnya tidak memamerkan aurat kita di muka umum. Sebagai seorang muslimah sangatlah tidak wajar jika kita berjalan di tempat umum. Kita mempertontonkan segala bentuk tubuh kita, sangatlah tidak wajar dan tidak sepantasnya jika segala bentuk tubuh kita di lihat oleh yang bukan muhrim. Sebagai seorang muslimah patutlah kita merasa malu dan merasa berdosa jika kita tidak menutup aurat. Logikanya adalah jika kita hendak kemana-mana hendaknya menutup aurat dan menutup aurat itu adalah kewajiban bagi setiap muslimah.









BAB III
PENUTUP
SIMPULAN
Yang dimaksud dengan aspek-aspek ajaran Islam ialah sesuatu yang harus terpenuhi ketikan kita menjalankan Islam dengan baik dan aspek-aspek itu tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Adapun aspek-aspek yang dimaksud ialah akidah, syariah dan akhlak.
Hubungan aspek yang satu dengan yang lainnya harus berentetan. Maksudnya ialah harus dimulai dengan pembenahan akidah kemudian syariah serta dilanjutkan dengan akhlak.













DAFTAR PUSTAKA

John M. Echols, Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Cet XXII; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996, hal 40
http://id.wikipedia.org/wiki/Aqidah
http://trimuerisandes.blogspot.com/2013/12/pengertian-dan-kedudukan-aqidah-dalam.html
http://rabbani75.wordpress.com/2011/10/13/pengertian-dan-kedudukan-aqidah-dalam-islam/
http://rabbani75.wordpress.com/2011/10/13/pengertian-dan-kedudukan-aqidah-dalam-islam/
http://id.shvoong.com/humanities/religion-studies/2071352-pengertian-syariah/
http://blogmerko.blogspot.com/2013/02/makalah-agama-tentang-syariah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak